Kode status HTTP merupakan kode yang dihasilkan oleh server untuk memberikan informasi tentang status permintaan klien saat mengakses halaman web. Jika browser menampilkan kode ini, itu menandakan adanya masalah yang dihadapi oleh server sumber ketika memproses permintaan pengguna. Namun kode status ini ada banyak, dan memiliki pengaruh masing-masing terhadap SEO dan performa website. Di sini kami telah mengelompokkannya berdasarkan respons server, serta membahas bagaimana kode-kode ini dapat mempengaruhi SEO dan website.
Apa Itu Kode Status HTTP?
Kode status HTTP adalah pesan tiga digit yang dikeluarkan oleh server web untuk memberi tahu klien tentang hasil permintaan HTTP mereka.
Jadi, ketika Anda mengakses sebuah website, browser mengirimkan permintaan ke server web untuk menampilkan konten halaman. Setelah memproses permintaan, server akan mengirimkan kembali konten yang diminta, disertai dengan kode respons HTTP tersebut.
Kode status ini terdiri dari 3 digit, di mana digit pertama menunjukkan tipe status dalam rentang 1-5. Digit kedua dan ketiga menunjukkan kode status spesifik dalam rentang digit pertama. IANA (Internet Assigned Numbers Authority) mengelola lebih dari 40 kode HTTP resmi.
Meski biasanya tidak ditampilkan oleh browser secara default, Anda dapat menggunakan tool inspeksi bawaan browser atau HTTP header checker untuk melihat header HTTP yang dihasilkan oleh server.
Kode status HTTP umumnya muncul ketika server gagal memproses permintaan, mengakibatkan browser tidak dapat menampilkan konten yang diminta. Jenis-jenis kode ini bervariasi tergantung pada masalah yang terjadi.
Baca juga: Cara Membuat Website Untuk Bisnis
Jenis-Jenis Kode HTTP yang Umum Muncul dan Artinya
Kode response HTTP dibagi menjadi lima kategori, mewakili jenis komunikasi antara server dan client:
- 1xx (Informasi): Server masih memproses permintaan.
- 100 Continue: Server mengonfirmasi bahwa header permintaan diterima dan meminta klien untuk mengirim body pesan.
- 2xx (Sukses): Server berhasil menerima dan memproses permintaan.
- 200 OK: Permintaan berhasil, server mengirim kembali resource yang diminta.
- 201 Created: Server berhasil membuat resource baru sesuai permintaan.
- 202 Accepted: Server menyetujui permintaan tetapi belum memulai prosesnya.
- 3xx (Redirect): Server memerlukan tindakan tambahan untuk menyelesaikan permintaan.
- 300 Multiple Choices: User agent dapat memilih resource dari beberapa opsi.
- 301 Moved Permanently: Resource telah dipindahkan secara permanen ke URL lain.
- 302 Found: Redirect sementara, mengarahkan ke URL lain.
- 307 Temporary Redirect: Redirect dengan mempertahankan metode HTTP asli.
- 4xx (Kesalahan Klien): Ada masalah dari sisi klien sehingga server tidak dapat memproses permintaan.
- 400 Bad Request: Artinya server tidak dapat memproses permintaan klien karena permintaan tersebut mengandung sintaks yang salah atau tidak dapat dipahami oleh server.
- 401 Unauthorized: Berarti akses ke sumber daya atau tindakan yang diminta tidak diizinkan karena kekurangan atau kegagalan otentikasi. Dalam konteks ini, server mengharapkan klien menyediakan kredensial otentikasi yang valid, seperti username dan password, atau token otentikasi.
- 403 Forbidden: Kode ini menunjukkan bahwa server memahami permintaan klien, tetapi server menolak untuk memprosesnya atau memberikan akses ke sumber daya yang diminta. Berbeda dengan status 401 yang menunjukkan masalah otentikasi, status 403 menunjukkan bahwa meskipun klien telah diotentikasi, mereka tidak diizinkan mengakses sumber daya tertentu.
- 404 Not Found: Server tidak dapat menemukan sumber daya yang diminta. Artinya, sumber daya yang diidentifikasi oleh URI (Uniform Resource Identifier) dalam permintaan klien tidak ada atau tidak dapat diakses oleh server.
- 5xx (Kesalahan Server): Ada masalah di sisi server sehingga permintaan tidak dapat diproses.
- 500 Internal Server Error: Terjadi kesalahan internal di server yang mencegah server memproses permintaan klien dengan benar. Ini adalah respons umum yang diberikan oleh server saat mengalami kesalahan yang tidak dapat ditentukan atau diantisipasi. Status ini tidak memberikan informasi rinci tentang jenis kesalahan yang terjadi, sehingga dapat mencakup berbagai situasi.
- 502 Bad Gateway: Kode error yang cukup umum terjadi, diakibatkan server bertindak sebagai gateway atau proxy dan menerima respons yang tidak valid dari server upstream yang dihubungkan. Dengan kata lain, server yang bertindak sebagai perantara gagal menerima respons yang valid dari server yang seharusnya memenuhi permintaan.Server proxy tidak dapat memproses respons yang tidak valid dari server upstream.
- 503 Service Unavailable: Kode error ini menunjukkan bahwa server tidak dapat menanggapi permintaan karena sementara tidak dapat melayani permintaan tersebut. Ini sering digunakan ketika server sedang mengalami pemeliharaan, overload, atau gangguan sementara lainnya yang menyebabkan server tidak dapat menanggapi permintaan klien.
Baca juga: Langkah-Langkah Membuat Desain Web yang Efektif
Pengaruh Kode Status HTTP Terhadap SEO & Website
Mesin pencari menggunakan web crawler untuk mengindeks konten website dan memberi peringkat pada hasil pencarian. Kode status HTTP memainkan peran penting dalam SEO website, dengan kode 200-an diinginkan karena menandakan bahwa semua resource berhasil diakses.
Meskipun kode 300-an tidak selalu merugikan SEO, minimalkan kemunculannya karena kategori ini memberi tahu mesin pencari tentang sifat redirect halaman.
Kode 400-an dan 500-an dapat merugikan SEO karena mencegah crawler mengindeks halaman, dianggap sebagai indikator kualitas rendah oleh algoritma mesin pencari.
Selain pengaruhnya terhadap SEO, status code HTTP memiliki hubungan dengan beberapa aspek lainnya. Berikut adalah beberapa hubungannya:
-
Pengalaman Pengguna (User Experience): Kode status HTTP memainkan peran penting dalam pengalaman pengguna. Kode status yang benar memberikan petunjuk apakah permintaan berhasil atau mengalami masalah. Pengguna dapat dengan cepat mengidentifikasi apakah halaman berhasil dimuat atau mengalami kesalahan berdasarkan kode status yang diterima.
-
Keamanan (Security): Beberapa status code, seperti 401 Unauthorized, menunjukkan bahwa permintaan memerlukan autentikasi yang valid. Ini merupakan lapisan keamanan yang membantu melindungi konten terbatas dari akses yang tidak sah.
-
Performa Website: Kode status 2xx menunjukkan bahwa permintaan berhasil diproses. Hal ini dapat berdampak positif pada performa website karena pengguna akan melihat bahwa halaman dimuat dengan sukses. Sebaliknya, kode status 4xx dan 5xx menandakan masalah yang dapat mempengaruhi performa dan ketergantungan pengguna terhadap website.
-
Pemecahan Masalah (Troubleshooting): Kode status HTTP dapat membantu administrator sistem dan pengembang dalam memecahkan masalah pada server atau aplikasi web. Kode status yang tepat dapat memberikan petunjuk awal tentang sumber masalah sehingga dapat diidentifikasi dan diperbaiki dengan cepat.
-
Komunikasi Antar Sistem: Kode status HTTP digunakan sebagai sarana komunikasi antara server dan klien. Kode-kode ini memberikan informasi terstruktur tentang apakah permintaan berhasil atau gagal, memungkinkan klien atau aplikasi untuk merespons dengan benar.
-
Analisis Trafik (Traffic Analysis): Penyelidikan dan pemantauan kode status HTTP dapat memberikan wawasan tentang kesehatan dan tingkat penggunaan website. Analisis ini dapat membantu dalam memahami sejauh mana website mampu menanggapi permintaan pengguna.
Jadi, status code HTTP tidak hanya berkaitan dengan SEO, tetapi juga memiliki dampak yang luas pada berbagai aspek yang terkait dengan kinerja, keamanan, dan pengalaman pengguna pada website.
Bila website Anda mengalami kode status error, terutama kode status 5xx dan kesulitan untuk memperbaikinya, jangan khawatir! Kami tim Gerai siap membantu dan memberikan solusi untuk website Anda. Kami menyediakan jasa maintenance website lengkap mulai dari perbaikan, pemeliharaan rutin, pembaruan konten, pemasangan CMS, optimasi SEO, integrasi sistem lama ke website baru, dan masih banyak lagi. Hubungi kami di sini untuk berkonsultasi sekarang juga!
Baca juga: 10 Alasan Mengapa Perusahaan Harus Memiliki Website